Lembutnya Alunan Gamelan Jawa di taman pintar

26/11/2013 14:29

 Daerah Yogyakarta masih banyak yang menampilkan musik khas Jawa. Eksistensi musik tradisional seakan tertutupi oleh maraknya musik-musik dengan peralatan yang modern. Apalagi, kebudayaan asing juga telah mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Namun, kondisi seperti ini tidak menerpa Yogyakarta yang tetap berkembang dengan keaslian budayanya, sehingga pelestarian budaya tetap terjaga.

Musik tradisional dari Yogyakarta tidak terlepas dari iringan gamelan Jawa. Kedengarannya memang tidak asing lagi dan sudah ada dari zaman dahulu. Bahkan, popularitasnya telah merambah ke berbagai benua dan ditampilkan dengan paduan musik baru jazz-gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Meski dapat dinikmati di belahan dunia, Yogyakarta punya versi asli yang tentunya lebih asik dinikmati ketika kita berada di hotel di Yogyakarta.

Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang menonjolkan metalofon, gambang, gendang dan gong. Gamelan ini terdiri atas instrumen kendang, bonang, bonang penerus, demung, saron, peking (gamelan), kenong dan ketuk, slenthem, gender, gong, gambang, rebab, siter, suling dan kempul. Komponen utama alat musik gamelan yaitu bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan.

Kata gamelan berasal dari bahasa Jawa “gamel”, artinya memukul atau menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata benda. Sedangkan istilahnya mempunyai arti sebagai satu kesatuan alat musik yang dimainkan bersama. Paduan alat musik tersebut menghasilkan irama musik yang lembut dan mencerminkan keselarasan hidup orang Jawa ketika mendengarnya, sehingga menenangkan jiwa.

Pandangan yang dimaksud adalah orang Jawa harus selalu memelihara keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, serta keselarasan dalam berbicara dan bertindak. Oleh karena itu, orang Jawa selalu menghindari ekspresi yang meledak-ledak dan selalu berusaha mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud paling nyata dalam musik gamelan yakni tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang, serta suara gong pada setiap penutup irama.

Seperangkat gamelan Jawa termasuk musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki lima nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki tujuh nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan, serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari empat nada.

Jika Anda berlibur dan menginap di Yogyakarta, Anda dapat melihat pertunjukan gamelan di Kraton Yogyakarta. Untuk Kamis pukul 10.00-12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Pada Sabtu dengan waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit. Sedangkan Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Semua pertunjukannya dapat dilihat di Bangsal Sri Maganti, tetapi perangkat gamelan tua terdapat di bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.

 

ditulis oleh GoIndonesia

Contact